Kehilangan Kaki, Tentara Inggris Tak Sudi Jadi Model 'Anti-Islam'



KABARMUSLIM, London - Seorang mantan prajurit Inggris yang kakinya terkena bom di Irak telah membuat heboh dunia maya, setelah postingannya menyerang para Islamfobia. Statusnya itu kemudian menjadi viral di Internet.
Chris Herbert, mantan prajurit Inggris yang saat itu bertugas di Basra Irak kehilangan kakinya saat bom meledak di dekat mobil Land Rover yang ia tumpangi pada 2007 lalu.
Salah satu komandannya, Luke Simpson, meninggal dalam serangan itu. 2 tentara lainnya terluka.
Herbert yang saat itu masih berusia 19 tahun, mengungkapkan kemarahannya di Facebook pada pelaku -- yang adalah seorang muslim -- atas dorongan orang-orang. 

Belakangan, di tengah munculnya sentimen anti-muslim, sebuah kelompok anti-Islam meminta dirinya tampil jadi model poster. Dan, Herbert menolak.
Alasan penolakannya itu ia tulis dalam postingan di Facebook. 
"Carilah pegangan dalam hidupmu. Peluk keluargamu dan kembali bekerja," tulis Herbert dalam status Facebok-nya kapada orang-orang yang berpikiran bahwa muslim bertanggung jawab atas serangan terorisme.



"Memang benar, seorang pria muslim meledakkan bom, dan aku kehilangan kaki," lanjutnya lagi, seperti dilansir dari CNN, Kamis 10 Desember 2015.


Namun, "seorang pria muslim kehilangan tangannya pada hari itu karena memakai baju seragam Tentara Inggris."
"Seorang paramedis muslim dalam helikopter membawaku dari lokasi ledakan. Lalu, seorang ahli bedah Muslim mengoperasi dan menyelamatkan nyawaku, seorang suster muslim yang selama ini mendampingiku selama perawatan menemaniku kembali ke [Inggris](2096347/ "")," lanjut statusnya.
"Seorang asisten kesehatan muslim mengajarkanku berjalan dengan satu kaki selama di Inggris. Seorang sopir taksi muslim memberikan tumpangan gratis sepulang aku dan ayahku dari minum bir bersama, dan seorang dokter muslim menenangkan ayahku saat menghadapi kondisiku dan obat-obatanku," tulisnya.







Postingan Herbert bersamaan dengan sebuah petisi yang meminta agar Donald Trump tidak boleh masuk Inggris. Lebih dari 400.000 seorang menandatanginya. Jumlah yang cukup untuk dibawa ke parlemen.
Trump yang merupakan calon kandidat presiden AS dari Partai Republik, sebelumnya mengatakan bahwa Muslim dilarang masuk AS. Selain itu, ia mengatakan bahwa sebagian wilayah Inggris telah teradikalisasi sehingga sebagian besar nyawa polisi negeri pimpinan Elizabeth itu terancam.

Pernyatan itu dimentahkan oleh Perdana Menteri Inggris, David Cameron.
Menjawab pertanyaan di Facebook tentang Donald Trump, Herbert mengecamnya.
"Ia orang yang bodoh, di kalimat pertama dalam Amandemen Pertama Konstitusi AS disebutkan bahwa orang tidak bisa diambil haknya hanya karena agama," jawab Herbert.
Herbert kini tinggal di Portsmouth, sebuah kota di pesisir di selatan Inggris. Protesnya muncul setelah sekelompok grup anti-Islam meminta dirinya tampil jadi poster di organisasinya.

Ia mengatakan justru kepulangannya ke Inggris membawa kepahitan.
"Seorang warga Inggris berkulit putih mendorong kursi rodaku minggir agar ia bisa masuk ke lift. Tapi jangan salah, aku tidak lantas membenci seluruh kulit putih,"tambahnya.

"Menyalahkan seluruh Muslim atas aksi dari ISIS dan Taliban, itu sama saja menyalahkan seluruh untuk Kristen akan aksi KKK dan Westboro Baptist Church -- sebuah organisasi ekstremis Nasrani," ujarnya.

Postingannya itu disambut pujian di Facebok dan Twittter. Salah satu kontaknya, Alastair Campbell, berkomentar, "Amin, sSaudaraku, kalimatmu itu sungguh tepat sasaran".
"Kata-katamu itu benar-benar mulia, Chris. Jangan sampai para pembenci menjatuhkamu. Jangan biarkan orang lain menyuruhmu. Aku bangga jadi temanmu," tulis seorang teman lainnya, Alex Elbourne.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kehilangan Kaki, Tentara Inggris Tak Sudi Jadi Model 'Anti-Islam'"

Posting Komentar